Secara geografis, Desa Ujung Jaya terletak dalam wilayah administratif kecamatan sumur Kabupaten Pandeglang, Banten. Desa ini berbatasan langsung dengan kawasan Taman Nasional Ujung Kulon pada sisi selatan dan timur. Di sebelah barat desa ini berbatasan dengan Selat Sunda.
Pada 14 Januari 2022 lalu, wilayah Desa Ujungjaya mengalami dampak dari gempa besar dengan magnitude 6.6 terjadi pada pukul 16.05.41 WIB, episenter terletak di 7,01°LS dan 105,26°BT tepatnya di laut pada jarak 52 km arah Barat Daya Sumur Banten dengan kedalaman 10 km.
Karena guncangannya yang sangat besar, menyebabkan beberapa kerusakan dan kerugian di beberapa tempat. Dampak gempa terjadi di 48 kecamatan, 166 desa atau kelurahan. Daerah yang terdampak parah di antaranya adalah di Kecamatan Sumur, Cikeusik, Cimanggu di Kabupaten Pandeglang dan Lebak. Akibatnya, banyak sekali rumah yang mengalami kerusakan di wilayah Desa Ujungjaya.
Peristiwa bencana acapkali memunculkan berbagai macam persoalan, mulai dari masalah ekonomi, kesejahteraan sosial hingga kekerasan berbasis gender. Gender membentuk kerentanan dan ketahanan terhadap bencana dengan cara yang beragam dan kompleks. Terlebih, Desa Ujungjaya memiliki akses yang sangat sulit untuk memperoleh layanan pendidikan dan kesehatan. Namun, masyarakat di desa ini memiliki modal sosial yang baik ketika bangkit dari bencana.
Berdasarkan kondisi dan modal sosial yang ada, pemerintah Desa Ujung Jaya difasilitasi oleh Yayasan Skala Indonesia memiliki inisiatif dan gagasan untuk menyusun suatu rencana penanggulangan yang bisa digunakan dan dipahami sebagai pedoman oleh seluruh pemangku kebijakan dan pemangku kepentingan. Salah satu aspek penting dalam penanggulangan bencana adalah menyusun perencanaan kontingensi.
Perencanaan kontingensi disusun dan disepakati sebagai pedoman atau panduan arah kebijakan, strategi, dan langkah untuk menangani kedaruratan atau situasi krisis akibat bencana. Perencanaan kontingensi disusun dan disepakati oleh seluruh instansi/dinas/lembaga terkait, selanjutnya menjadi dasar dan komitmen pemerintah daerah dan pemangku kepentingan untuk melaksanakan, mengelola dan menangani darurat bencana, termasuk ketersediaan sumberdaya yang dibutuhkan.
Sekretaris Desa Ujungjaya, Nia Komarudin mengatakan bahwa kegiatan pembuatan rencana kontigensi dalam rangkaian program Pengembangan Manajemen Risiko Bencana Berbasis Komunitas yang digagas Skala Indonesia sangat relevan dilaksanakan di desa ini. Sebab, desa ini sering mengalami bencana yang sangat beresiko bagi warga. Kegiatan ini dimulai sejak Agustus, untuk pembuatan rencana kontigensi di Desa Ujungjaya dilakukan pada 28 September hingga 1 Oktober 2022.
Pria berusia 31 tahun ini berkata “Sejalan dengan potensi bencana yg begitu banyak di desa kami maka perlu juga diiringi dengan kajian kajian mengenai risiko bencana dan sistem manajerial untuk pengurangan risiko efek dari bencana tersebut, sehingga ini akan jadi satu upaya untuk lebih aman, dan lebih sigap ketika terjadi bencana yang tidak diinginkan.”
Meskipun rangkaian kegiatan ini membahas masalah yang cukup berat. Namun, fasilitator berhasil membawa acara ini dengan mengasyikkan. Terlebih saat dilakukannya tabletop exercise, atau latihan di atas meja mengenai rencana kontigensi yang telah dibuat. Komarudin mengakui bahwa simulasi yang dilakukan dapat membantu masyarakat untuk bisa memahami apa yang harus diperbuat ketika bencana itu benar-benar terjadi.
Tak ingin berhenti sampai disini, Komarudin menyampaikan pendapatnya dan berkata “Harapan saya kedepan, Desa Ujungjaya dapat menjadi desa tangguh bencana. Masyarakat dapat sigap ketika terjadi bencana dan juga mengetahui potensi bencana yang ada, sehingga kita semakin aware.” (LS)