Kepengurusan

Perempuan kelahiran 25 Oktober di Jakarta yang akrab disapa Rini ini telah mulai menulis sejak duduk di bangku SMP. Tahun 1988 dipercaya sebagai juru kampanye di WALHI (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia) di mana ia menulis berbagai publikasi untuk isu lingkungan hidup dan sosial. Rini juga pernah menjadi jurnalis di majalah Editor, copy writer di Matari Advertising, head of creative di Perwanal, dan aktivis/pekerja sosial di YAPPIKA menjelang kejatuhan Orde Baru.

Dwi julukan seorang pria kelahiran 26 Mei 1988 di Bogor ini bergabung di Skala pada tahun 2010 setelah menyelesaikan pendidikannya di Fakultas Komunikasi (Hubungan Masyarakat) di Institut Ilmu Sosial dan Ilmu polik Jakarta. Kecintaannya dengan dunia CSR mengantarkan pria ini untuk mengawali karirnya sebagai pekerja sosial di Skala sebagai staf komunikasi dan informasi. Ia juga pernah bekerja sebagai Spc. Marketing Communication di PT Tempo Inti Media dan PT Aditya Mandiri Sejahtera.

Syafiria Dwi telah bergabung dengan Skala sejak tahun 2010 sebagai bendahara organisasi. Perempuan dua anak ini merampungkan pendidikan S1-nya pada Fakultas Ekonomi di Universitas Pancasila. Salah satu pengalaman yang tak dilupakannya dengan Perkumpulan Skala adalah ketika mengikuti kegiatan pemetaan dengan sepeda motor di 22 desa di sekitar Gunung Kelud untuk program program early warning system dan radio komunitas paska-letusan Kelud di tahun 2011.

Santi Ariska lagir pada 18 Desember 1994 di Sukabumi. Pindah dari Sukabumi sejak lulus SD ke Jakarta untuk sekolah lebih tinggi dan berhasil lulus dari program Desain komunikasi visual di Universitas Indraprasta PGRI. Saat ini aktif di skala sebagai Design Grafis dan social media specialist. Bercita-cita naik berkeliling indonesia dan belajar mengenai kebencanaan dan desain lebih jauh lagi.

Nugrah Aryatama bergabung di skala pada tahun 2015, sebelumnya nya juga pernah mengikuti program volunteer dengan skala sebagai Fotografer dan Social Media Specialist, selain itu juga membantu dalam mengelola website disasterchannel.co dan proyek dokumenter di Skala Indonesia.

Lien Sururoh adalah nama perempuan yang potretnya terpampang di sebelah kanan. Lien lahir di Bogor pada 27 Januari 1995. Ia menghabiskan sebagain hidupnya dan bersekolah di Bogor. Perempuan ini merupakan sarjana Kimia dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Bisa dibilang perempuan ini tidak bisa diam, karena sejak SMA ia aktif mengikuti organisasi, bahkan hingga saat ini. Di masa kuliah, ia aktif berorganisasi dan berkecimpung di dunia kebencanaan dengan mengikuti unit kegiatan mahasiswa (UKM) KMPLHK RANITA. Kemudian ia melanjutkan kiprahnya di bidang kebencanaan dengan bergabung di Yayasan Skala Indonesia. Beberapa penelitian telah ia lakukan, mulai dari bidang kimia hingga bencnaa. Begitu senangnya meneliti, hingga ia bercita cita ingin menjadi profesor. Selain itu perempuan ini juga memiliki banyak hobi dari mulai berpetualang, membaca hingga menjahit. Semua ia lakukan dengan penuh semangat dan dilimpahi kegembiraan.

Abdurrahman Heriza adalah nama dari potret dari foto yang terpampang di sebelah..... Heriza merupakan sarjana lulusan sejarah kebudayaan islam, di universitas islam syarif Hidayatullah jakarta. Di masa kuliah heriza aktif berkecimpung di ukm KMPLHK Ranita, dimana organisasi tersebut berkecimpung dalam isu lingkungan dan kebencanaan. kemudian dalam perjalananya Heriza bergabung kedalam organisasi yayasan SKALA Indonesia yang juga berfokus kepada isu isu kebencanaan. Membaca buku dan berpetualang merupakan hobi dari seorang Heriza. Maka tak heran jika Heriza akan begitu tertarik ketika menemukan buku bekas yang menurutnya memiliki nilai historis.

Iqbal Ramadhan merupakan pemuda yang lahir di Sukabumi dan tumbuh besar di Jakarta. Ia mengenyam pendidikan terakhir di Universitas Islam Negeri Syarifhidayatullah Jakarta dengan mengambil fokus pada bidang Kesehatan Masyarakat. Kecintaannya pada petualangan dan isu-isu sosial membuatnya turut aktif dalam organisasi intra kampus yang memiliki fokus pada bidang lingkungan hidup dan kemanusiaan. Selama masa kuliah itulah banyak pengalaman dan pelajaran yang membuatnya merasa perlu untuk terus dekat dengan masyarakat. Sebagai seorang pemuda dan pembelajar iqbal juga memiliki semangat naik gunung sampai tua. Karena menurutnya petualangan adalah salah satu proses belajar, maka harus dilakukan selagi kita bisa dan terus menjaga semangat menjelajah untuk kepentingan ilmu pengetahuan serta kemanusiaan.