September lalu tim Skala Indonesia dan juga Disasterchannel.co bertolak menuju Desa Kertamukti, Kec. Sumur Kab. Pandeglang Banten. Kedatangan tim ke desa ini bermaksud untuk melanjutkan program yang telah dikembangkan, yaitu Pengembangan Manajemen Risiko Bencana Berbasis Komunitas.
Rangkaian kegiatan yang dilakukan adalah adalah penyusunan dan pembentukan rencana kontijensi berbasis desa. Dalam kegiatan ini, kami melibatkan partisipasi masyarakat secara aktif agar dapat membangun ketahanan kelompok rentan yang sesuai dengan kondisi sosial masyarakat di wilayah tersebut
Perencanaan kontingensi merupakan pemodelan mutakhir respon bencana cepat, tepat, efektif, efisien, bertanggung gugat dalam pelaksanaan mandat perlindungan dan pengungsian masyarakat terpapar bencana secara terpadu antara pemerintah, perguruan tinggi, media, dunia usaha, masyarakat. Konstruksi logika dan hukumnya ada pada undang-undang, peraturan, SNI, pedoman-pedoman dan sistem respon kemanusiaan global.
Perencanaan Kontingensi adalah suatu proses perencanaan penanganan situasi darurat bencana pada jenis bahaya tertentu, dalam keadaan yang tidak menentu, dengan skenario dan tujuan disepakati, tindakan teknis dan manajerial ditetapkan, dan sistem tanggapan dan pengerahan potensi disetujui bersama untuk mencegah, atau menanggulangi secara lebih baik dalam situasi darurat dan ditetapkan secara formal
Salah satu ancaman bencana yang bernilai tinggi di wilayah Selat Sunda adalah ancaman gempa. Berdasarkan analisis para ahli, terdapat istilah yang disebut seismic gap yang berada di selatan Selat Sunda. Seismic gap, adalah kawasan yang aktif secara tektonik namun sangat jarang mengalami gempa dalam jangka waktu yang lama. Gempa besar jarang tercatat di wilayah seismic gap, hal ini dapat mengakibatkan gempa dengan potensi kekuatan sebesar 8.4 SR menurut BMKG, atau 9 SR menurut hasil penelitian lainnya.
Warga Desa Kertamukti beberapa kali sudah mengalami bencana gempa dan tsunami. Pada gempa 14 Januari 2022 silam saja, beberapa rumah di desa ini rusak. Oleh karenanya Skala Indonesia menginisiasi pembuatan rencana kontigensi bencana gempa bumi di daerah ini.
Program Pengembangan Manajemen Risiko Bencana Berbasis Komunitas dilakukan dengan beberapa tahap. Pada bulan Agustus lalu telah dilakukan tahap pertama dari program ini, yaitu melakukan kajian risiko bencana secara partisipatif. Sementara, tahap kedua berupa pembuatan rencana kontigensi, dilakukan selama 4 hari berturut-turut sejak senin, 19 September hingga 22 September 2022.
Acara ini diikuti oleh 30 peserta dari perwakilan gender dan beberapa lapisan masyarakat yang dipandu oleh empat fasilitator. Salah satu perangkat desa bernama Eneng Nani Sutiana menganggap bahwa acara ini sangat bermanfaat untuk membuka wawasan warga desa terhadap risiko bencana di tempat tinggalnya. Menurut perempuan berusia 35 tahun ini rangkaian acara yang menarik adalah ketika simulasi atau Tabletop Exercise.
Terakhir Eneng berkata “Saya harap kedepannya ada kelanjutannya dan terus untuk memantau daerah- daerah yang rawan bencana seperti Kertamukti.”(LS)