Skala Indonesia Didukung Mandala Finance Fasilitasi Desa Kute Panang untuk Membuat Rencana Kontinjensi Gempabumi

Melalui jalan berliku dari Danau Lut Tawar, Takengon dengan disuguhi rupa bumi barisan perbukitan dan gunung yang diselimuti awan tipis mewarnai perjalanan kami menuju Desa Kute Panang. Wilayah Kute Panang adalah salah satu daerah yang mengalami dampak kerusakan parah akibat gempa pada 2 Juli 2013 silam. Seiring dengan perkembangan waktu, wilayah ini terus tumbuh dan berkembang hingga kini. 

Sudah genap 10 tahun, bencana gempa dilalui oleh warga Desa Kute Panang di Kec. Kute Panang. Masih jelas ingatan gempa yang terjadi. Siang itu begitu cerah, dan tak ada yang menyangka akan terjadi bencana. Guncangan dahsyat terasa begitu keras hingga energinya mampu merusak hampir 90% bangunan yang ada di desa ini. Jejak kerusakan bangunan bahkan masih bisa kita jumpai sampai saat ini.

Tepat pada lima hari pasca 10 tahun kejadian gempa Gayo tepatnya pada Jumat, 07/07/2023, tim Skala Indonesia melakukan diskusi untuk mengenang bencana gempa dan meningkatkan kapasitas warga dalam menghadapi bencana. Kegiatan ini adalah rangkaian dari program Community Led on Disaster Risk Management yang didukung oleh Mandala Finance.

Berawal dari ingatan kolektif warga mengenai bencana gempa, tim Skala Indonesia melakukan pembuatan rencana kontinjensi gempabumi. Langkah awal yang dilakukan warga Desa Kute Panang ialah memetakan potensi sumber daya manusia dan juga sumber daya peralatan yang dimiliki dan potensial untuk dimanfaatkan atau dimobilisasi dalam keadaan tanggap darurat. 

Selanjutnya warga membuat skenario kejadian gempa yang dapat mereka atasi serta membuat skenario dampak bila bencana tersebut terjadi yang kemudian disepakati bersama. Proses ini berjalan cukup lama dengan perbincangan serius, namun tetap mengasyikkan sebab sering kali diselingi dengan canda tawa.

Pada pagi hari di keesokan harinya (Rabu, 08/07/2023) proses pembuatan rencana kontinjensi gempabumi di Desa Kute Panang kembali dilanjutkan. Setelah menyepakati scenario kejadian dan juga scenario dampak gempa, warga kembali melakukan diskusi untuk membuat struktur Pos Komando Tanggap Darurat Bencana. Struktur ini merupakan organisasi yang dibuat untuk melaksanakan operasi pendukungan dan pendampingan kepada masyarakat dalam melaksanakan operasi pencarian, pertolongan, penyelamatan dan pemenuhan kebutuhan dasar warga terdampak bencana dalam kurun waktu tanggap darurat bencana berlangsung.

Gambar 1. Foto bersama peserta Fokus Grup Diskusi Pembuatan Rencana Kontinjensi Gempabumi di Desa Kute Panang.

Perdebatan pelik beberapa kali terjadi saat memilih beberapa orang yang dijadikan pemimpin dalam setiap klaster pada struktur komando tanggap darurat bencana. Namun, semua dapat selesai dalam hitungan jam. Selanjutnya, warga membuat alur atau uraian prosedur pembentukan komando tanggap darurat bencana yang dibuat dan disepakati untuk dapat dijalankan saat tanggap darurat dalam waktu yang singkat. Hal ini dilakukan agar jumlah korban dan kerusakan dapat diminimalisir.

Setelah makan siang berlangsung, kegiatan kembali dilanjutkan. Pada sesi ini begitu amat sangat ditunggu oleh peserta, sebab seluruh peserta akan berlatih memerankan tugasnya melalui tahan table top exercise.

Gambar 2. Pelatihan table top exercise di Desa Kute Panang

Seluruh perwakilan warga Desa Kute Panang merumuskan tugas pokok dan fungsi dari masing-masing struktur pos komando tanggap darurat bencana. Kemudian berlatih bersama dengan berusaha menjalankan tugas tersebut sesaat ketika skenario kejadian bencana selesai dibacakan. Komando Tanggap Darurat bencana mengambil alih untuk memimpin operasi tanggap darurat bencana gempabumi dan diikuti oleh peran aktif semua peserta yang turut meramaikan dengan berlatih menjalankan tugasnya sesuai instruksi yang ada.

Perwakilan semua lapisan masyarakat Desa Kute Panang seperti Reje (kepala desa) dan juga perangkat desa, Rakyat Genap Mufakat (RGM), Imem (pemuka agama setempat), Tetua Adat, perwakilan perempuan dan pemuda merespon baik kegiatan yang dilakukan. Bahkan mereka begitu antusias menunggu kegiatan selanjutnya. (LS)

Leave a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*
*